Perusahaan Air Minum Daerah Tirta Bhagasasi memberikan bantuan air bersih kepada tiga desa di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang dilanda krisis air bersih, Jumat. Bupati Bekasi Sa`duddin, yang ikut mendampingi penyerahan bantuan air bersih tersebut menyatakan sangat menyambut baik bantuan air bersih untuk masyarakat tiga desa di Kecamatan Cibarusah. Apalagi, kata dia, kekeringan di wilayah tersebut sudah sangat parah. Bupati juga berharap, perusahaan di kawasan industri wilayah setempat ikut membantu air bersih di beberapa wilayah yang saat ini dilanda kekeringan.
Menurut Bupati, bantuan bisa diberikan dalam bentuk air bersih secara langsung atau membangun sarana sumur artesis, sehingga persoalan krisis air bersih bisa ditanggulangi di musim kemarau berikutnya. Perusahaan diharapkan bisa menyalurkan dana CSR (tanggung jawab sosial perusahaan)-nya untuk membantu krisis air bersih di wilayah Kabupaten Bekasi, katanya. Sementara itu,
Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Wahyu Prihantono mengatakan, bantuan yang diberikan berupa tiga tangki air bersih yang diberikan untuk tiga desa, yaitu Desa Ridhogalih, Ridhomanah, dan Sirna Jati. Bantuan tersebut akan diberikan sepanjang musim kemarau berlangsung. Mudah-mudahan bisa membantu persoalan krisis air bersih di kecamatan Cibarusah, kata Wahyu.
Selain itu, tambahnya, PDAM juga akan segera memperbaiki fasilitas sumur artesis dan penampungan air yang saat ini kondisinya tidak bisa dimanfaatkan. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat Cibarusah tidak lagi mengalami krisia air bersih. Untuk sementara baru kecamatan Cibarusah yang kita pasok air bersih, katanya menambahkan. Sementara itu, Wakil Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Ridhogalih, Wawan Setiawan, menyambut baik adanya bantuan air bersih tersebut. Meskipun, kata dia, jumlah air yang dipasok masih belum mampu kebutuhan seluruh masyarakat setempat. Tapi setidaknya kami berterimakasih karena ada bantuan dari PDAM dan pemerintah daerah, katanya.
Menurut Wawan, ketiga desa tersebut memang selalu dilanda krisis air bersih setiap musim kemarau tiba. Warga mendapatkan air dengan cara membuat sumur-sumur di pinggiran sungai yang juga sudah tidak dialiri air. Menurut dia, warga Desa Ridhogalih dan Ridhomanah memanfaatkan air sungai Cihoe untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan warga desa Sirna Jati memanfaatkan air sungai Cipamingkis. Namun, kedua sungai tersebut saat inipun sudah mengalami kekeringan. Jarak antara pemukiman dan sungai sangat jauh, warga terpaksa berjalan kaki untuk mengambil air di sungai, katanya. Wawan berharap, bantuan tersebut terus diberikan sepanjang musim kemarau. Dia juga berharap agar PDAM dan Pemda merealisasikan perbaikan sumur artesis yang ada di desa tersebut, sehingga penanggulangan krisis air tidak hanya dilakukan secara sementara.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment