“Dan janganlah kamu merasa hina dan janganlah kamu bersedih padahal kalianlah yang paling tinggi jika kalian beriman”. (Ali Imran : 139)
“Dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak orang berputus asa itu melainkan kaum yang kafir”. (Yusuf : 87)
Rasulullah saw. bersabda:
قال الرسول ص م : ” إنّ الله يحب الفألً و يكرهُ التساؤُم”
“Sesungguhnya Allah mencintai sikap optimis dan membenci sikap putus asa”
Powered by Blogger.
Paling Popular
-
Penyanyi rap papan atas dunia, Akon mengaku menjalani kehidupannya sebagai seorang muslim. Sekalipun mengaku masih belum sempurna sebagai...
-
Pemimpin Hizbullah Syed Hasan Nasrullah Minta semua muslim untuk membaca surah al Fath ayat 26-27 , Surat yunus ayat 85 - 86 & 88..tep...
-
Boeing 787 Dreamliner yang super keren itu lahir dengan sentuhan insinyur asal Indonesia. Bagaimana tidak, ada 4 insinyur yang terlibat da...
Motivasi
Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts
5:10 PM
Muadz bin Jabal seorang pemuda anshor teladan
Muadz bin Jabal seorang pemuda anshor teladan, termasuk golongan Ashor yang pertama masuk Islam dan turut serta dalam baiatul aqobah dua. Kepandaian dan kepahamannya dalam ilmu agama diakui oleh banyak sahabat, tak terkecuali sang pemimpin Rasulullah SAW yang memberikan testimoni menyejarah : “ sepandai-pandainya umatku dalam masalah halal dan harom adalah Muadz bin Jabal”, bahkan di riwayat yang lain disebutkan Muadz adalah pemimpin para ulama di akhirat nanti.
12:44 PM
Dalam waktu singkat, jejak Ramadhan lenyap tak berbekas. Bukan dalam hitungan bulan, minggu atau bahkan hari. Tapi jam! Tak percaya? Cukup perhatikan apa yang terjadi usai kita shalat Idul Fitri di lapangan terbuka.
Setiap tahun, kita selalu disuguhkan pemandangan yang serupa: kertas koran yang teronggok tak beraturan. Kertas-kertas itu seolah-olah tak bertuan, beterbangan di tiup angin; berceceran di setiap jengkal tanah lapang yang baru saja digunakan untuk ruku dan sujud menyembah Allah. Mungkin, bagi banyak orang ini hal sepele. Tapi, sejatinya ini potret paradoks yang menyedihkan.
Ketika Jejak Ramadhan Lenyap Tak Berbekas
Dalam waktu singkat, jejak Ramadhan lenyap tak berbekas. Bukan dalam hitungan bulan, minggu atau bahkan hari. Tapi jam! Tak percaya? Cukup perhatikan apa yang terjadi usai kita shalat Idul Fitri di lapangan terbuka.
Setiap tahun, kita selalu disuguhkan pemandangan yang serupa: kertas koran yang teronggok tak beraturan. Kertas-kertas itu seolah-olah tak bertuan, beterbangan di tiup angin; berceceran di setiap jengkal tanah lapang yang baru saja digunakan untuk ruku dan sujud menyembah Allah. Mungkin, bagi banyak orang ini hal sepele. Tapi, sejatinya ini potret paradoks yang menyedihkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)