Boeing 787 Dreamliner yang super keren itu lahir dengan sentuhan insinyur asal Indonesia. Bagaimana tidak, ada 4 insinyur yang terlibat dalam pembuatan burung besi keluaran terbaru perusahaan pesawat asal AS, Boeing, itu.
"Di Boeing ada sekitar 32 orang lebih orang Indonesia. Yang di 787 Dreamliner itu ada sekitar 4 orang dari Indonesia," ujar salah satu insinyur asal RI yang terlibat dalam pembuatan 787 Dreamliner, Bram Djermani, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (5/10/2011).
Bram bergabung dengan tim bagian produksi. Sedangkan 3 insinyur Indonesia lainnya bergabung dengan tim planning engineer, liaison engineer dan stress engineer. Mereka bersama hampir 500 orang lainnya dipercaya Boeing untuk terlibat dalam pembuatan hingga pengiriman pesawat.
"Saya gabung dengan Boeing 4 tahun lalu, dan langsung involve di Dreamliner. Jadi sejak pesawat pertama (Dreamliner) hingga yang sekarang ini," tutur pria kelahiran Jerman ini.
Dengan fasih, Bram menuturkan keunggulan pesawat ini dibanding pesawat-pesawat lainnya. Dia menyebut Dreamliner 787 terbuat dari komposit sehingga lebih ringan dari pesawat kebanyakan. Selain itu pesawat didesain agar irit bahan bakar. Dibanding pesawat lainnya, Dreamliner 787 lebih irit pemakaian bahan bakar hingga 20 persen.
"Penumpang yang naik juga tidak cepat capek karena lebih lembab," sambung ayah 3 anak ini.
Jendela Dreamliner 787 menggunakan kaca gelap, sehingga penumpang tidak akan silau dengan cahaya matahari dari luar yang menerobos ke pesawat. Tak hanya itu, para penumpang juga dimanjakan televisi Panasonic layar sentuh yang berbasis Android.
Langit-langit pesawat pun didesai tak kalah keren. Warna langit-langit bisa berubah-ubah sesuai keadaan langit. Jika matahari baru terbit, warna langit-langit pesawat berubah warna dari oranye menjadi biru. Penumpang semakin dimanjakan dengan adanya bar dalam tubuh pesawat sepanjang 58 meter tersebut.
"Di Boeing ada banyak orang dari berbagai negara. Kami bangga bisa terlibat di sini, mampu bersaing dengan orang-orang dari luar lainnya. Tapi kami tidak kehilangan nasionalisme," sambung Bram yang berharap suatu saat industri pesawat Indonesia mampu bangkit dan bersaing dengan produk serupa dari negara lainnya.
Sumber: detik.com
0 komentar:
Post a Comment